South Korea Winter Vacation

SOUTH KOREA 
14-18 December 2016

Beberapa tahun belakangan ini Korea telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata budaya terbaik di Asia, dan banyak sekali turis-turis asal Indonesia - apalagi yang sudah kesengsem dengan K-Pop dan K-Drama - yang berkunjung ke negeri ginseng ini.

Berhubung saya dan adik tidak bisa berbahasa Korea dan kami dengar orang Korea pun tidak terlalu mahir berbahasa Inggris, kami memutuskan untuk ikut tour by Golden Rama, lengkap dengan tour leader dari Indonesia dengan itinerary yang fixed.


Persiapan

Berhubung Korea di bulan Desember sangat dingin, untuk tur yang cuma 5D4N saja kami harus packing banyak sekali baju hangat dan long john. Suhu rata-rata di Seoul saat itu adalah 3 derajat Celcius di siang hari dan -9 derajat Celcius di malam hari. Kami berbelanja kaos thermal di Uniqlo Lotte Shopping Avenue dan long john di internet (di Tokopedia juga banyak, kok). Kalau mau aman dari suhu yang menggigit, disarankan memakai 5 lapis baju dengan urutan seperti ini: Underwear - Long John - Thermalwear - Sweater & Celana - Outer (jaket dsb.).

Untuk koneksi internet, saya dan adik memakai layanan Yassgo, yaitu pre-paid SIM card yang bisa dibeli sebelum kita ke Korea di Website Yassgo. Tarifnya jauh lebih murah daripada sewa Wi-Fi egg. Meskipun ada deposit sebesar $5, jika kita kembalikan SIM card-nya di Bandara Incheon, maka deposit tersebut akan dikembalikan ke kartu kredit. Paketnya juga tidak ada kuota alias unlimited. Jangkauannya mencapai seluruh Korea.

Barang-barang yang saya bawa di tas ransel + koper ukuran 24":
- Dompet berisi uang kertas Won secukupnya, kartu kredit dan paspor
- Jangan lupa print itinerary lengkap berikut detail hotel dan penerbangan jika ditanya oleh imigrasi
- 1 pouch berisi make-up
- 1 pouch berisi obat-obatan

Pakaian:
- Sarung tangan (harus wol atau jenis yang tahan air)
- Topi rajut atau penutup telinga dan scarf dari wol
- 4 setel underwear dan long john
- 2 thermalwear
- 3 sweater
- 3 coat/jacket
- 2 pasang jeans
- 4 pasang kaos kaki

Incheon - Seoul

Setelah pesawat mendarat di Incheon, kami berganti baju hangat di toilet bandara dan segera mengantri di imigrasi. Selesai itu, grup kami turun ke lantai dasar untuk baggage claim dan keluar ke koridor kedatangan untuk bertemu dengan perwakilan YassGo, simcard berpaket data yang kami gunakan selama 5 hari di Korea. Tour guide lokal kami, Kim (doi lebih senang dipanggil ST, singkatan dari Special Teacher karena dia adalah guru) sudah menunggu dengan bus tour. Waktu kami keluar dari pintu bandara, astagaaaaa, rasa-rasanya tidak pernah saya berjalan di udara sedingin itu hahaha, badan pun langsung menggigil padahal pakaian sudah 5 lapis. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar; badan kita perlu membiasakan diri dengan perubahan iklim, tidak bisa beradaptasi secara instan.

Di dalam bus menuju ke pusat kota Seoul, Kim menjelaskan berbagai hal mengenai kehidupan di Korea. Di negara dengan penduduk yang cukup banyak dan lahan yang sangat sedikit itu, orang-orang Korea dituntut untuk sangat kompetitif dengan satu sama lain untuk bisa mencari uang. Mobil dan rumah juga properti yang sangat mewah di sana, tidak jauh berbeda dengan di Jepang dan Singapura. 

Warga Korea bersiap-siap aksi demonstrasi di Gwanghwamun Square, Seoul

Berhubung di bulan Desember 2016 rakyat Korea sedang gencar-gencarnya memprotes mantan presiden Park Geun-Hye yang terkena skandal KKN, banyak sekali polisi anti huru hara berjaga-jaga di pusat kota. Tapi grup kami tidak khawatir, karena rakyat Korea Selatan berdemonstrasi dengan damai. Banyak yang membawa anak-anak mereka ke aksi demonstrasi setiap akhir pekan di depan Blue House, kantor kepresidenan Korea Selatan di jantung kota Seoul.


Shabu-Shabu for our first lunch in Korea... yum!

Gyeongbok Palace

Selesai makan siang Shabu Shabu yang lezat, kami diantar ke kompleks istana Gyeongbok di pusat kota Seoul. Peninggalan dinasti Joseon ini adalah tempat tinggal utama keluarga kerajaan dan merupakan kompleks istana terbesar di Korea Selatan. Jumlah bangunannya sekitar 500, dengan lebih dari 7.000 kamar. Setiap hari di jam-jam tertentu ada upacara pergantian pasukan penjaga istana yang sangat menarik untuk ditonton.

Seragam penjaga istana Gyeongbok berwarna-warni dan sangat fotogenik!

Kami dibawa langsung ke bangunan utama di kompleks istana ini, yaitu Geunjeongjeon, tempat Raja-raja terdahulu duduk di tahtanya dan memerintah rakyat Korea. Ruang tahta ini tidak bisa sembarangan dimasuki oleh turis, tetapi ada jendela yang cukup luas di sampingnya sehingga kita dapat memotret bagian dalamnya.

Gadis-gadis Korea berkostum Hanbok sedang duduk dan berpose di depan Ruang Tahta

Saya dan adik di depan Geunjeongjeon di pelataran istana yang luas. Meskipun terlihat terik, lapangan ini dinginnya bukan main karena angin yang masuk ke dalam kompleks tertahan di dalam tembok-temboknya.


Petite France


Selesai berfoto-foto di Gyeongbok, kami melanjutkan perjalanan keluar Seoul menuju Gapyeong. Pemandangan di sepanjang perjalanan bus ini sangat indah, dengan bentangan hutan pinus dan rumah-rumah kecil yang tertutup salju. Postcard pretty!

Pemandangan Danau Cheongpyeong berlatar pegunungan bersalju ini sungguh membuat saya ternganga

Di Gapyeong ini ada satu taman wisata keluarga bernuansa Eropa yang bernama Petite France (Little France). Karena sedang bulan Desember, bangunan-bangunan di Petite France ini didekorasi dengan hiasan Natal dan sebagian besar tertutup salju. Kesannya seperti Christmas in the 19th-century Europe!

Petite France tidak hanya terlihat indah dari luar. Setiap bangunannya dilengkapi dengan vintage furniture and decor.

Koleksi porselen di salah satu rumah mungil Petite France

Nami Island

Iniii dia yang ditunggu-tunggu, tempat yang banyak sekali di-feature di brosur-brosur dan website pariwisata Korea. Nami Island adalah pulau berbentuk bulan sabit di sebelah utara sungai Han, yang banyak ditumbuhi pepohonan tinggi sehingga cantik sekali sebagai latar foto. Sayangnya, di musim dingin pohon-pohon ini tidak berdaun, dan ternyata kami tiba terlalu sore di pulau ini. Dinginnyaaaa bukan main, sekitar MINUS 14 CELCIUS! Tapi tetap saja banyak turis yang menyeberangi kapal ferry ke pulau ini untuk sekadar berfoto-foto di set drama Korea Winter Sonata yang sangat terkenal itu.

Nami island di musim dingin. Photo by Zak's Guest House


Di Nami Island banyak sekali taman kecil, patung-patung dan seni terapan lainnya. Perusahaan pengelolanya, Namisum Inc., terkenal sering menyelenggarakan acara-acara seni dan kebudayaan di pulau ini. Di Nami Island ada berbagai resort dan restoran, museum serta toko cinderamata. Uniknya, di tahun 2006, Namisum menyatakan kemerdekaannya dan mendirikan Republik Naminara, sebuah micronation di bawah naungan Korea Selatan (seperti Vatikan di Italia), dan sekarang memiliki mata uang, paspor, perangko dan kartu teleponnya sendiri. 
Salah satu seni pertamanan yang menghiasi Nami Island

Terowongan lentera ini menghiasi jalan masuk ke bagian tengah pulau. Sisi kiri kanannya dipenuhi kertas-kertas berbentuk daun yang ditulisi inisial pasangan

Ferry di pulau ini berangkat setiap setengah jam sekali, dan yang terakhir berlayar pukul 21.30, jadi jangan sampai ketinggalan ya guys & gals!


Phoenix Park Ski Resort

Aaaand it's ski time! Sepulangnya dari Nami Island, kami melanjutkan perjalanan ke Phoenix Park Ski Resort yang berjarak 2 jam jauhnya dari Seoul, di lereng Gunung Taegisan. Kami bermalam di salah satu resort yang menghadap langsung ke ski slope dan bangun di pagi hari untuk mulai bermain ski.

Di sini ada tempat penyewaan alat-alat ski, tapi kami sudah menyewa jaket dan celana ski di luar resort (mungkin karena lebih murah ya, saya juga kurang paham, tapi oleh guidenya sudah diatur seperti itu). Kalau mau menyewa sepatu dan alat ski sendiri, kamu harus mengukur kaki dan nomor sepatu lebih dulu. Jangan terlalu pas, karena material sepatu skinya sangat kaku.

Pemandangan Phoenix Park Ski Resort dari kamar hotel tempat saya menginap

Setelah belajar ski saya baru menyadari.... kalau saya tidak berbakat main ski hahahaha!

Main ski itu susah-susah gampang (banyakan susahnya), sepertinya lebih mudah main snowboarding (lebih keren juga) hahaha. Puas main ski, kami kembali ke hotel dan beres-beres untuk melanjutkan perjalanan. Hari ini tujuannya adalah kursus kilat pembuatan kimchi, foto dengan memakai baju Hanbok serta berkunjung ke Everland, taman bermain terbesar di Korea Selatan.

Kimchi Workshop & Hanbok Studio

Sekitar 5 menit jauhnya dari Everland, kami diajak ke ruko dua lantai tempat belajar membuat kimchi sekaligus studio foto Hanbok. Proses membuat kimchi, asinan fermentasi sawi khas Korea, ternyata sangat mudah. Kami diajari cara memilih sawi, membaluri sawi dengan racikan bumbu kimchi dan mengikat wadahnya dengan benar.

Membuat kimchi sangat mudah, tidak sampai 5 menit!

Lanjut ke lantai 2, setiap peserta diberi pilihan baju Hanbok tradisional Korea dan berfoto di depan latar yang sudah disediakan.

Salah satu peserta tur kami, Stacia, yang terlihat cantik sekali memakai baju Hanbok 


Everland

Pohon brokoli ini adalah landmark di jalan utama Everland. Karena sedang musimnya, maka dihiasi dengan dekorasi natal.

Di Everland, bus parkir di tempat khusus yang jaraknya cukup jauh dari pintu masuk. Di bulan Desember, Everland sangat sepi, isinya hanya turis-turis asing, karena suhunya sangat dingin dan banyak wahana yang ditutup karena tidak sesuai untuk  musim dingin atau terlalu berbahaya. Karena malas tergesa-gesa ke wahana yang jauh dari pintu masuk, akhirnya saya dan beberapa anggota tur mengunjungi kebun binatang mini yang terdapat di sebelah barat, tidak jauh dari jalan utama Everland. Ternyataa, surprise sekali kami bertemu dengan panda-panda lucu! Ternyata tidak perlu jauh-jauh berkunjung ke Cina untuk dapat melihat Giant Panda dan Red Panda secara langsung. Saya pun sibuk mengambil sebanyak mungkin foto hewan-hewan langka ini.

Uwaaa Giant Panda yang lucu, lighting matahari sore yang soft dan struktur bambu ini membentuk komposisi foto yang apik!

Kamu tahu karakter Master Shifu di Kung Fu Panda? Awalnya saya pikir dia rakun, ternyata dia adalah jenis binatang ini: Red Panda. Banyak yang tidak tahu bahwa Red Panda ini lebih langka daripada Giant Panda.

Red Panda sibuk berjemur dan membersihkan bulu. Sekilas hewan ini lebih mirip rakun daripada beruang.


Myeongdong & Dongdaemun: Pusat Belanja kota Seoul

Sebelum matahari terbenam, kami sudah berada di depan hotel Ibis di pusat perbelanjaan Myeongdong. Jalanan kota yang dipenuhi dengan toko-toko pakaian di kiri kanan dan gerobak makanan di tengah-tengah ini ramainya bukan main... penuh dengan pemuda-pemudi Korea yang stylish dan sibuk berbelanja pakaian dari segala jenis brand. Benar-benar surga belanja! Di toko-toko ini banyak brand-brand ternama dengan harga cukup miring, termasuk sepatu sekelas Adidas dan Nike. Saking ramai dan banyaknya toko-toko yang mirip, pengunjung mudah tersesat di sini. GPS pun sulit menentukan lokasi (mungkin karena sinyalnya berebutan dengan semua pengunjung di jalanan). Jadi berhati-hatilah agar tidak tersesat dan jaga barang-barang bawaanmu!

The busy streets of Myeongdong
Saking ramainya Myeongdong, street food vendor di sini harus digilir setiap beberapa bulan. Penghasilan mereka bisa ratusan juta rupiah lho per bulannya!

Senangnyaa dapat sepatu kets Bear & Paw dengan harga sangat miring di Myeongdong. Belum sempat makan malam, bus sudah menjemput untuk kembali ke hotel. Tapi grup kami, terutama yang masih muda-muda seperti saya (hahaha), masih belum puas lihat-lihat Seoul di malam hari. Perut juga sudah mulai berbunyi minta diisi. Kami pun berjalan dari hotel mencari restoran ramen pinggir jalan. Kami menginap di Intercity Seoul, Gangseo-gu, yang kebanyakan dihiasi gedung-gedung perkantoran dan pencakar langit. Daerah ini tidak touristy, jadi makanannya pun cukup murah. 

Kalau mau cari tempat makan di daerah asing, pilihlah yang ramai dikunjungi penduduk lokal. Kami menemukan satu restoran ramen yang cukup besar dan ramai, tapi sayangnya pegawai restoran tidak ada satu pun yang fasih berbahasa Inggris atau Indonesia hahaha (saya bingung dengan Korea, lebih banyak yang bisa bahasa Indonesia lho di negara ini dibandingkan bahasa Inggris). Akhirnya kami memesan makanan dan soju dengan bahasa Tarzan Inggris yang sangat-sangat sederhana, apalagi menunya semua berhuruf Hangul.

Dingin-dingin minum soju, nikmat sekali!

N Seoul Tower 

Keesokan harinya kami menyempatkan diri mengunjungi Seoul Tower yang terletak di atas gunung Namsan (makanya sering dijuluki Namsan Tower / N Tower). Dari tempat parkir, pengunjung harus berjalan menanjak sekitar 100 meter ke puncak gunung. Pemandangannya di sini sangat indah, lebih mirip musim gugur di bulan Desember.

Mungkin di musim gugur lebih indah lagi yaa... di sini banyak orang yang sekadar berolahraga atau membawa anjing mereka jalan-jalan

Di puncak ada dek observasi dengan pagar yang dipenuhi gembok cinta dan bangku-bangku taman yang apik untuk difoto.

Gembok cinta yang dipasang oleh turis dari berbagai bangsa, mirip seperti di Paris
The best thing about travelling is that you get to meet new friends!

Dan selesailah perjalanan kami di negeri ginseng. Meskipun suhu di kisaran -14 sampai 3 derajat Celcius, kami sama sekali tidak kapok, malah rasanya ingin berkunjung lagi di musim yang berbeda (memang dasar negara empat musim, beda musim beda sekali suasananya, jadi pingin datang lagi dan lagi hahaha). Maybe this trip wouldn't be the last, Korea? Hmmm...

Info

Travel Type: Guided Group Tour.
Tour Operator: Check with theworldtourist0@gmail.com for more info.
Must Visit: Nami Island, Gyeongbok Palace, Myeongdong
Must Eat: Ginseng Chicken Soup, Korean Chicken BBQ
Oleh-oleh: Ginseng Mochi cakes, Dried Seaweed, Hanbok

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.