Hong Kong Macau Trip
Hong Kong & Macau April 2017
5D4N Trip (No Guide)
Po Lin Monastery, Lantau |
Halooo everyone, welcome back to my latest travel blog! Kali ini saya akan membeberkan pengalaman liburan ke Hong Kong & Macau selama 5 hari bersama adik saya, no guided tour. Semuanya, mulai dari tiket pesawat, hotel, makan sampai transportasi di dalam kota semuanya kami atur sendiri. Kok nekat? Hahaha, mudah kok mengatur segala sesuatunya di Hong Kong. Namanya juga negara maju ya, transportasi lokal sudah sangat teratur, jalannya rapi dan tanda-tanda jalan semuanya jelas sekali. Tidak perlu guide lokal juga tidak akan tersasar kok! Oh ya, blog post kali ini juga agak berbeda... saya menyertakan rincian pengeluaran untuk seluruh trip. Yuk diintip persiapan kami pergi ke destinasi wisata yang banyak digandrungi orang Indonesia ini:
PERSIAPAN
Berhubung bulan April adalah musim semi di Hong Kong, suhunya sangat pas untuk berlibur: tidak terlalu dingin juga tidak terik. Tapi jangan lupa siapkan payung dan jaket, karena cenderung windy dan sering gerimis. Jangan lupa kenakan alas kaki yang nyaman, karena di Hong Kong kami banyak berjalan kaki ke mana-mana (1 harinya bisa sampai 15 km menurut step tracker S Health, luar biasa!).
Backpack:
- Dokumen perjalanan (Paspor, itinerary, booking hotel & tiket pesawat)
- 1 pouch make up
- 1 pouch obat-obatan
- Kamera DSLR untuk street photography
- Jaket
- Power bank, charger dan adaptor karena di Hong Kong power outletnya berkaki tiga, tidak seperti di Indonesia.
- Botol minum (dibuang dulu ya isinya sebelum boarding pesawat. Di HK air kerannya dapat diminum, jadi sangat berguna membawa botol ke mana-mana. Jangan lupa, dehidrasi adalah salah satu musuh terbesar traveling!)
Koper:
- 4 setel pakaian & underwear
- Sepatu/sandal cadangan & 4 pasang kaos kaki
- Toiletries (shampoo, sabun muka, deodorant, pasta gigi, body lotion kalau perlu)
Times Square
Hari pertama kami di Hong Kong dimulai jam 1 siang, setelah pesawat Malaysia Airlines mendarat di Hong Kong International Airport, Lantau. Selesai imigrasi dan baggage claim, kami membeli Octopus Card. Kartu pamungkas ini adalah dompet digital (semacam e-money atau kartu Flazz) yang dapat digunakan untuk membayar tiket kereta, bus dan ferry di Hong Kong. Harga awalnya adalah 150 HKD ($50 untuk deposit, $100 dapat langsung digunakan). Cara memeriksa saldonya juga cukup mudah, tinggal download app dan periksa saldo dengan fitur NFC di handphone. Kartu ini bisa ditop-up di terminal ferry, 7-eleven atau stasiun kereta. Setelah itu kami keluar dari bandara dan langsung menaiki bus airport ke daerah Central. Kami sengaja memilih hotel di tempat ini karena tidak terlalu touristy tetapi strategis karena merupakan salah satu hub MTR (jaringan kereta bawah tanah Hong Kong namanya MTR, bukan MRT seperti di Singapore. Logonya seperti garpu kembar putih berlatar belakang merah). Di Hong Kong stasiun MTR biasanya terintegrasi dengan bangunan perkantoran atau mall atau terminal, jadi tidak terlalu kentara dari jalanan.
Seperti inilah logo jaringan kereta bawah tanah Hong Kong. Kalau kamu melihat logo ini, berarti bangunan tersebut adalah pintu masuk ke MTR. |
Setelah check in ke hotel dan menyegarkan diri, kami bertandang ke 7-Eleven terdekat untuk membeli SIM Card (1 SIM Card dengan paket data unlimited di Hong Kong berkisar antara 60-100 HKD, tergantung jumlah hari aktif dan pulsanya), dilanjutkan dengan berjalan kaki ke Times Square (yang konon mirip dengan Times Square-nya New York). Di tengah-tengah Times Square ini adalah mall besar penuh dengan toko-toko High Street dan stasiun MTR. Sore hari banyak sekali commuter yang lalu lalang di tempat ini.
Times Square Hong Kong yang selalu sibuk |
Symphony of Light: Orkes Cahaya di kota Hong Kong
Puas window shopping di Times Square, kami langsung pergi menelusuri jalan-jalan di kota Hong Kong ke Bauhinia promenade untuk menikmati show Symphony of Light. Light show yang diikuti oleh hampir semua gedung pencakar langit di kota Hong Kong ini dimulai jam 8 setiap malam. Berhubung anginnya kencang dan dingin di tepi laut, kami naik ke atas balkon yang disediakan khusus untuk menonton Symphony of Light. Show ini gratis lho, kamu tidak perlu membayar sepeser pun untuk menonton orkes cahaya selama 15 menit.
Gedung-gedung pencakar langit di kota Hong Kong "hidup dan menari" setiap jam 8 malam. |
Jam 8 lewat 15 menit, acara pun selesai dan berhubung perut sudah keroncongan, kami berjalan pulang ke hotel sambil mencari tempat makan. Niat mau mencoba salah satu restoran bersertifikat Michelin, tapi ternyata sudah habis (laris manis!). Akhirnya kami pun asal saja memilih warung makan pinggir jalan yang menyajikan nasi dan daging. Ternyata masakannya tidak mengecewakan! Satu mangkuk besar nasi dengan tiga jenis lauk: bebek peking, ayam hainan & babi panggang hanya 35 HKD (sekitar Rp 60.000)!
Lantau Day Trip: Ngong Ping Village & Tian Tan Buddha
Keesokan harinya kami menaiki MRT ke Central Ferry Piers dan menaiki Ferry ke Mui Wo di Lantau Island. Lorong sebelah kanan adalah ferry cepat, setengah jam sudah sampai di Lantau, sementara lorong kiri adalah ferry biasa (kelas ekonomi) yang waktu penyeberangannya hampir satu jam. Saran saya, gunakan ferry yang cepat karena jauh lebih nyaman dan cepat. Beda harga tiketnya hanya sekitar 10 HKD.
Dari Ferry terminal di Lantau, kami naik bus nomor 2 ke Ngong Ping Village yang letaknya ada di lereng gunung yang berlawanan. Pemandangan di sepanjang perjalanan sungguh indah, karena Lantau masih sangat asri, pemukimannya sedikit dan medannya berbukit-bukit. Lama perjalanan dari ferry terminal ke Ngong Ping village adalah sekitar 40 menit.
Saya dan adik tiba di tempat wisata yang terkenal di Lantau ini pukul 11 siang, tapi sudah banyak turis yang hilir mudik mengambil foto dan menikmati udara Lantau yang sejuk. Tujuan pertama adalah Tian Tan Buddha yang berada di puncak barisan anak tangga. Patung Buddha yang sangat besar ini adalah spot tertinggi di Lantau dan dapat terlihat dari segala arah.
Tian Tan Buddha di Lantau Island. Turis tidak dipungut biaya untuk mengunjungi patung Buddha ini, kecuali jika ingin melihat-lihat ke dalam hall di dasar patung. |
Setelah patung Buddha Tian Tan, obyek wisata berikutnya adalah Po Lin Monastery. Kami tidak banyak menghabiskan waktu di sini, hanya melihat-lihat bagian pekarangan depan dan ruang sembahyang paling depan, dekat dengan pintu masuk.
Tujuan terakhir kami di Lantau adalah Ngong Ping village, yaitu kompleks desa wisata yang dipenuhi toko-toko suvenir dan kafe yang apik. Sebenarnya di desa ini ada terminal cable car bernama Ngong Ping 360, di mana turis bisa melihat seluruh Ngong Ping dengan naik kereta gantung. Sayangnya waktu kami berkunjung ke Hong Kong, Cable Car ditutup untuk maintenance. Tapi tidak apa, karena harga tiketnya cukup mahal dan turnya sendiri memakan banyak waktu.
Meskipun Ngong Ping ini penuh dengan turis (banyak juga yang seliweran berbahasa Indonesia, hahaha), ternyata kalau kita jeli barang-barang di sini ada yang murah. Saya sendiri sempat berbelanja tas dan gelang perak buatan Tibet dengan harga yang "miring".
Maritime Museum
Jam 2 sore kami kembali menaiki bus ke ferry terminal Lantau, lalu menumpang ferry kembali ke Central Piers. Ternyata ada bus dari dermaga yang langsung menuju Victoria Peak, obyek wisata yang kami tuju hari itu. Jadilah kami tidak kembali ke hotel, melainkan langsung bertolak ke salah satu spot wisata paling terkenal di Hong Kong ini. Tapi berhubung masih terlalu sore, kami memutuskan untuk melihat-lihat museum maritim Hong Kong di Central Piers.
Tampak depan Museum Maritim Hong Kong di Central Piers 7 |
Museum ini, meskipun terlihat kecil dari luar, ternyata terdiri dari 3 lantai dengan koleksi yang sangat banyak dan menarik, mulai dari model-model kapal sepanjang sejarah Hong Kong, lukisan-lukisan koleksi pribadi, contoh barang-barang yang umum diperdagangkan di masa lampau (termasuk rempah-rempah dari Indonesia. Tahukah kamu, ternyata pulau Maluku begitu berharganya sampai Belanda rela menyerahkan New York - dulu bernama New Amsterdam - untuk ditukar dengan pulau Maluku yang diduduki Inggris saat itu), hingga peralatan eksplorasi bawah laut dan teknologi perkapalan modern. Koleksi museum diurutkan secara kronologis, mulai dari abad pertengahan di Lantai 1 hingga jaman teknologi informasi di Lantai 3. Di dek paling atas juga ada teropong yang bisa kamu pakai untuk "mengintip" dermaga seberang serta berbagai panel interaktif yang berisi informasi-informasi seputar perhubungan laut.
Hari itu museum tutup lebih awal, jam setengah lima sore. Kami keluar sekitar 5 menit sebelum museum tutup dan langsung menyeberang jalan untuk menaiki bus no. 15 ke Victoria Peak. Perjalanan bus ini menjadi kesan tersendiri, karena jalannya kecil dan berlika-liku tajam. Kami sampai di Victoria Peak jam 6 sore dan menyempatkan diri makan malam. Udaranya saat itu cukup dingin dan anginnya kencang, takut masuk angin kalau badan lelah dan perut kosong hahaha!
Victoria Peak
Victoria Peak terletak di puncak gedung the Peak Tower, yaitu gedung tertinggi di Mount Austin. Sesuai dengan namanya, puncak ini adalah titik tertinggi di Hong Kong dengan elevasi 1.151 m. Jam setengah tujuh adalah waktu yang paling ramai di Victoria Peak, karena semua orang yang datang berharap melihat matahari terbenam dan kota Hong Kong mulai hidup saat lampu-lampu menyala di malam hari. Dek atas luar biasa berangin dan sangat dingin, dan cukup sulit mengambil selfie saking ramainya dek observasi ini. Tiket dek observasi bisa dibeli di resepsionis di dalam gedung The Peak Tower seharga 50 HKD. Tiket ini sudah termasuk sesi foto berbayar oleh fotografer profesional di spot khusus sehingga kamu bisa berfoto tanpa banyak orang di sekitarmu. Hasil fotonya nanti bisa dibeli dan dipigura atau dijadikan merchandise lainnya.
View dari atas Victoria Peak |
Madame Tussauds
Di gedung yang sama yaitu The Peak Tower juga terdapat museum patung lilin kelas dunia: Madame Tussauds. Hong Kong adalah kota pertama di Asia yang menjadi tuan rumah brand museum kenamaan ini. Harga tiketnya lebih murah jika dibeli secara online untuk kunjungan malam hari (di atas jam 8 malam), yaitu 150 HKD. Sebelum bertolak ke Hong Kong, saya sempat membaca artikel bahwa berpose dengan Obama dan Jackie Chan ini dikenakan biaya lagi, tapi waktu kami mengunjungi museum, suasananya sepi dan tidak ada sesi foto berbayar. Jadilah kami berpuas foto dengan sosok-sosok selebriti dari seluruh dunia.
Sesi foto bersama Obama di Oval Office ini sudah saya incar sejak masih di rumah, hahaha. |
Jam 9 malam kami menumpang bus ke halte terdekat di Sentral dan berjalan kaki pulang ke hotel untuk beristirahat.
Ten Thousand Buddhas Monastery
Keesokan paginya kami bersiap-siap check out dari hotel lalu menitip koper di resepsionis. Acara hari itu adalah mengunjungi kuil-kuil di bagian utara (New Territories) yang belum banyak dikenal dan tidak terlalu ramai dengan turis. Tujuan pertama kami adalah Ten Thousand Buddhas Monastery di Sha Tin. Tempat ini cukup mudah dijangkau dengan bus langsung dari bus stop dekat hotel, tapi tujuan akhirnya adalah Sha Tin MTR station. Mumpung di stasiun MTR, kami pun mengisi kartu Octopus supaya cukup hingga hari terakhir di Hong Kong sekaligus membeli roti untuk dimakan sambil jalan. Dari stasiun kami masih harus berjalan kaki sekitar 500 meter ke titik awal pendakian jalan ziarah Ten Thousand Buddhas Monastery.
Kompleks biara ini sungguh unik. Di sepanjang pendakian yang terdiri dari ribuan anak tangga ini, sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi dengan jajaran patung buddha emas (total ada hampir 13.000 patung), masing-masing dengan pose yang berbeda. Suasananya sangat asri, tenang dan masih belum banyak turis di sini. Di penghujung jalan ziarah adalah pagoda di pelataran besar yang sangat bagus.
Huft, lumayan lelah juga mendaki anak tangga ini, apalagi sambil membawa perbekalan, kamera, payung dan botol air minum! |
Chi Lin Nunnery & Nan Lian Garden
Dari Ten Thousand Buddhas, kami naik taksi ke Chi Lin Nunnery, sekitar 9 km jauhnya. Tarifnya hampir 100 HKD, tapi kami menghemat waktu karena tidak perlu berjalan kaki. Chi Lin Nunnery adalah tempat tinggal para biksuni dan letaknya bersebelahan langsung dengan Nan Lian Garden yang sangat indah, ditata dengan landscaping a la Zen.
Kontras antara bangunan tradisional yang sangat damai dengan pencakar langit yang modern inilah yang menjadi ciri khas kota Hong Kong. |
Macau Casino Tour: Wynn Palace, The Venetian
Hellooo, Macau! Wilayah bekas jajahan Portugis ini memang sangat apik. Di satu sisi, ini adalah tuan rumah hotel-hotel dan kasino termewah di Asia, tidak kalah gemerlapnya dengan kota Las Vegas di Amerika sana. Namun, di sisi lain, Macau juga merupakan situs bersejarah yang sarat dengan bangunan-bangunan bergaya kolonial.
Ada 2 cara untuk mencapai Macau dari Hong Kong. Selebriti dan turis-turis kaya biasanya menggunakan Sky Shuttle alias helikopter HK-Macau. Cara kedua adalah menggunakan kapal ferry. Dua-duanya berangkat dari Ferry Terminal Hong Kong. Macau sendiri memiliki dua ferry terminal: Macau di utara dan Taipa di sebelah selatan. Taipa adalah tempat hotel-hotel dan kasino mewah, salah satunya Wynn Palace, tempat kami menginap. Jadilah kami membeli tiket ferry ke Taipa Macau jam setengah 4 sore. Oh ya, semua orang harus melewati imigrasi sebelum boarding ke atas kapal/helikopter, tapi imigrasi di sini tidak seketat di bandara kok. Petugasnya cukup ramah. Paspormu tidak dicap, sama seperti saat memasuki Hong Kong. Kamu hanya akan diberi kertas kecil sebagai bukti bahwa kamu diijinkan masuk ke Macau.
Perjalanan HK-Macau via ferry memakan waktu sekitar satu jam. Harga tiketnya bervariasi tergantung kelas: ekonomi atau first class. Harga tiket ferry ke Macau kelas ekonomi sekitar 160 HKD, sementara first class 280 HKD. Di terminal ferry HK banyak sekali agen dan calo, jadi berhati-hatilah agar tidak membeli tiket lebih mahal dari seharusnya. Cari counter Cotai Waterjet atau Turbo Jet yang resmi.
Setiba di Macau, kami disambut badai dan angin kencang. Payung pun tidak berguna sama sekali di sini. Untungnya shuttle bus Wynn Palace terletak persis di seberang pintu keluar ferry terminal. Kami pun disambut oleh karyawan Wynn Palace yang langsung menaikkan bagasi kami dan mengantar kami ke bus setelah menunjukkan bukti booking Wynn Palace.
Saya dan adik hanya bisa ternganga melihat kemegahan hotel-hotel kasino di Macau sepanjang jalan. Mulai dari MGM, City of Dreams, the Venetian, the Parisian dan Galaxy, semuanya sangat besar dan mewah, apalagi Galaxy dengan banner promosi 120 restoran kelas dunia di satu hotel tersebut. Tapi saya langsung berteriak kegirangan dalam hati ketika bus tiba di Wynn Palace. Hotel ini benar-benar seperti istana negeri dongeng! Stafnya semua sangat ramah dan kami diperlakukan seperti royalty. Kualitas hotel bintang lima di Macau memang sudah mendunia. Standarnya patut ditiru oleh hotel-hotel lain!
Oala.. ternyata cermin besar di kamar mandi adalah electric mirror alias TV tersembunyi! |
Wynn Palace memang tempat menginap yang tidak ada duanya. Selain dari kamar suitenya yang sangat besar (72 m2), fasilitasnya pun sangat wah. Karena kami memesan fountain suite, jendela kami menghadap langsung ke kolam air mancur raksasa yang mulai menari-nari meriah setelah matahari terbenam hingga tengah malam, persis seperti dalam dongeng Cinderella! Tidak hanya dari kamar dan dari jalan depan hotel, tamu-tamu juga dapat menaiki kereta gantung mengelilingi Performance Lake (kolam air mancur) untuk menikmati fountain show setiap setengah jam.
Wynn Palace adalah salah satu hotel termewah di Macau dengan fountain show diiringi lagu-lagu favorit setiap 30 menit sekali hingga show terakhir My Heart Will Go On jam 12 malam. |
Setelah mandi dan menyegarkan diri, kami menaiki shuttle bus Kasino yang merupakan hasil kerjasama hotel-hotel kasino di Taipa: Wynn Palace, City of Dreams, the Venetian, Galaxy dan the Parisian. Agak lama memang, karena harus menghampiri kasino-kasino ini satu per satu, tetapi bebas biaya dan tidak perlu ribet mencari taksi Macau yang terkenal suka tipu-tipu. Saya dan adik turun di the Venetian, salah satu obyek wisata incaran kami di sini. Di dalam mall/hotel/kasino super besar ini terdepat tiruan kanal Venesia, lengkap dengan gondola dan pengayuh yang menyanyikan lagu-lagu rakyat Italia.
Venesia KW 2, alternatif murah buat yang mendambakan naik gondola. |
Di mall besar ini juga terdapat toko-toko High Street dan Luxury serta food court yang ramai dengan pengunjung. Jangan lupa mencoba kuliner khas Macau yang merupakan campuran antara masakan Asia dengan Portugis!
Senado Square & Ruins of St. Paul
Keesokan paginya kami bermalas-malasan di kamar hotel hingga jam 10, lalu checkout dan menitip koper sebelum mengeksplorasi wilayah utara Macau. Kami tidak mengeluarkan sepeser pun untuk transportasi di Macau, semuanya gratis via shuttle bus Wynn Palace yang turun sekitar 10 menit dari Senado Square.Senado Square ternyata lebih ramai dan besar daripada yang saya duga! Toko-toko pakaian dan kosmetik berjajar di sepanjang plaza. Meskipun gerimis, kami semangat keluar masuk toko-toko berburu fashion on sale!
Senado Square yang sangat bergaya Eropa, lengkap dengan deretan toko-toko berarsitektur klasik. |
Senado Square ini terhubung dengan beberapa situs bersejarah yang ramai dikunjungi wisatawan, termasuk Ruins of St. Paul dan bekas Benteng Portugis (Mt. Fortress). Tapi berhubung hari sudah siang dan perut minta diisi, kami hilir mudik mencari tempat makan, yang ternyata terletak di gang-gang sempit di antara toko-toko baju (kalau tidak ada karyawan tempat makan yang menenteng papan tanda makanan, kami mungkin tidak akan tahu ada warung di sana!) Pilihan kami jatuh pada McPherson Sweet Shop yang menjual (katanya...) pork bun nomor satu di Macau. Baiklah, patut dicoba! Dan rasanya... waaw, tidak ada duanya!
The best Pork Bun in Macau! (katanya...) |
Kampung tengah sudah happy, kami pun melanjutkan perjalanan menanjak ke Ruins of St. Paul. Icon Macau ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, tidak peduli cuacanya sedang hujan atau terik. Dahulu St. Paul adalah salah satu gereja terbesar di Macau, tetapi habis dilalap api pada saat typhoon menerjang tahun 1835. Saat ini hanya facade (bagian muka katedral) yang tersisa dengan patung Bunda Maria dan tulisan Mater Dei.
Ruins of St. Paul di tengah hujan musim semi |
Temple Street
Puas bermain-main di Macau, kami pun menjemput bagasi di Wynn Palace dan kembali naik shuttle bus ke Taipa Ferry Terminal untuk menyeberang ke Hong Kong. Sesampainya di Hong Kong, kami naik MTR ke stasiun Jordan dekat Temple Street, tempat kami menginap untuk terakhir kalinya di trip ini. Daerah ini memang terkenal sebagai tempat wisata dan banyak sekali turis yang hilir mudik untuk bargain shopping atau mencari jajanan street food. Kami tidak lupa berbelanja suvenir untuk keluarga dan teman-teman di Indonesia. Saat makan malam di salah satu warung di Temple Street, kami sempat berkenalan dengan seorang pelancong asal Malaysia yang sedang di Hong Kong untuk urusan bisnis. Wah, kebetulan! Berhubung kami akan bertandang ke negeri Jiran sometime soon, kami jadi banyak mengobrol masalah pariwisata di Hong Kong, di Malaysia, dan hubungan antara kedua negara kami. Inilah inti dari traveling, bertemu dengan orang baru, menemukan cara pandang yang baru!
Suasana Temple Street yang sangat khas China Town. |
Victoria Harbour & Garden of the Stars
Hari terakhir kami di Hong Kong khusus dialokasikan untuk berjalan-jalan ke Promenade (Avenue of the Stars). Sebenarnya saya berniat jogging ke daerah sini, karena tidak begitu jauh dari hotel, tapi apa daya cuaca tidak mendukung. Kami pun berfoto di sepanjang tepi laut dan di Garden of the Stars yang dekat dengan pelabuhan, tempat dipajangnya patung-patung dan cap telapak tangan para bintang legendaris Hong Kong, termasuk Bruce Lee dan multi-talented artist Anita Mui.
Karena hujan, tidak banyak orang yang berjalan-jalan di sini, padahal view dari Tsim Sha Tsui promenade sungguh dramatis! |
The legendary movie star Bruce Lee, diabadikan sebagai patung di Garden of the Stars |
Jam 10 pagi kami kembali ke hotel dan menyempatkan diri untuk mengunjungi Kowloon Park di Tsim Sha Tsui yang memang searah dengan hotel. Taman seluas 13 hektar ini dahulu adalah kompleks barak militer yang kemudian dihancurkan pada tahun 1970 oleh pemerintah daerah Kowloon untuk pembangunan taman kota, museum dan pusat olahraga. Karena haus, saya dan adik membeli minuman di salah satu vending machine di taman ini (lumayan untuk menyingkirkan koin-koin yang tidak bisa ditukar lagi ke Rupiah!)
Salah satu pintu masuk Kowloon Park yang sarat akan seni visual. |
Selesailah acara jalan-jalan kami ke Hong Kong & Macau! Awww.. wish we had more time to explore this beautiful Asian gem! Tapi siapa yang tahu ke mana kita akan dibawa esok hari. Mungkin ini bukan kali terakhir saya menginjak bumi Hong Kong! Jam 4 sore, kami terbang kembali ke tanah air tercinta, home sweet home.
Untuk yang tertarik bepergian ke Hong Kong dengan itinerary di atas, berikut adalah rincian pengeluaran kami per orang untuk trip 5D4N HK Macau (no guided tour):
Semoga itinerary dan rincian biaya ini membantu.
- Tiket: Malaysia Airlines pp CGK-HK: Rp. 2.700.000/orang
- Hotel Hong Kong: hotel bintang tiga sekitar Rp. 400.000/orang/malam
- Hotel Macau: Wynn Palace Fountain Suite Rp. 1.200.000/orang/malam
- Makan: Roti isi sekitar 10 HKD, nasi dengan daging & sayur sekitar 50 HKD, air mineral 10 HKD/botol ukuran sedang
- SIM Card: rata-rata 80 HKD untuk masa aktif 5 hari
- Bus pp Bandara-tengah kota: 70 HKD/orang
- Transportasi dalam kota: kami menghabiskan sekitar 80 HKD/orang untuk semua perjalanan bus dan kereta dalam kota
- Taksi: sekitar 10 HKD/km
- Ferry pp. Hong Kong-Macau: 330 HKD/orang
- Tiket museum maritim: 30 HKD/orang
- Tiket Madame Tussauds: 150 HKD/orang untuk kunjungan malam hari
Total biaya yang dihabiskan (tanpa suvenir/shopping pribadi) adalah sekitar Rp. 8.000.000/orang untuk trip 5 hari 4 malam dengan tiket pesawat Malaysia Airlines dan akomodasi hotel minimal bintang tiga. Saat kami melakukan perjalanan ini, kurs Rupiah terhadap Dolar Hong Kong adalah 1 HKD = 1740 IDR.
Sekedar Tips:
Sekedar Tips:
- Untuk perjalanan ini, uang cash 1.500 HKD sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan makan dan transportasi sehari-hari. Bawa lebih jika ingin membeli suvenir atau jajan di pinggir jalan.
- Kalau ingin menekan biaya makan, jangan masuk ke restoran dengan table service, karena tagihannya bisa sekitar Rp 250.000-300.000/orang. Makanlah di warung pinggir jalan atau beli roti di bakery. Makanan di Hong Kong cenderung mahal, tapi porsinya besar.
- Di Hong Kong, orang-orang berjalan di sebelah kanan. Kalau naik eskalator, tunggu di sebelah kanan agar orang lain yang ingin lebih cepat bisa berjalan di jalur kiri.
- Bulan April di Hong Kong banyak gerimis dan berangin, jadi siapkan payung dan pakaian yang lumayan hangat.
- Kecuali tempat-tempat wisata, warung makan, apotek dan minimart, toko-toko di Hong Kong baru buka jam 10-11 siang, jadi tidak perlu bangun terlalu pagi.
- Kereta vs. Bus: di Hong Kong, naik kereta lebih murah tetapi jalannya lebih jauh, terkadang bisa sampai 300 meter dari pintu masuk stasiun ke peron. Bus adalah alternatif transportasi yang lebih santai dan kamu bisa duduk sambil menikmati pemandangan sepanjang jalan.
- Untuk informasi lebih lengkap mengenai semua tempat wisata, cara pergi ke sana dan jam buka, silakan kunjungi Website Pariwisata Hong Kong.
- Harga makanan, pakaian dan suvenir cenderung lebih murah di Macau daripada di Hong Kong.
Semoga itinerary dan rincian biaya ini membantu.
Must See: Nan Lian Garden & Victoria Peak
Must Eat: Pork Bun & Bebek Peking
Must Buy: Kerajinan perak Tibet di Ngong Ping dan kaos suvenir Hong Kong di Temple Street
Pas banget sama rencana perjalanan saya. Budgetnya juga mirip2. Terimakasih
BalasHapusSama-sama. Perlu dicatat kalau budget ini bisa ditekan lagi kalau kamar hotel di Macau tidak bintang lima, dan tidak selalu makan di restoran. Soalnya kalau di HK, Yoshinoya pun harganya di kisaran Rp 80-100ribu. Kalau mau berhemat di makan, bisa beli roti di bakery atau 7-Eleven.
HapusSangat informatif....., terima kasih....
BalasHapusSangat detil. Fotonya bagus2. Terimakasih
BalasHapusBaguus...
BalasHapusMenarik sekali. Rencana brgkt Juli sm anak2. Semoga lancar. Terima kasih byk atas sharingnya..
BalasHapusSama-sama. Semoga tipsnya membantu. Selamat berlibur!
HapusMau nanya dong, pesawatnya Indo-HK mah transit kah? At langsung tanpa transit?
HapusFlight saya transit di KL, tapi ga lama kok. paling lama 3 jam. Maskapainya Malaysia Airlines.
HapusSaya baca sampai akhir, seruu bangett yaa kalau ngetrip tanpa bantuan travel agent. Lebih bebas dan fleksible. Utk makanan di HK agak susah yaa nemuin yg halal? Jadi agak bingung soal makannya nih.
BalasHapusKameranya bening banget kak, type apa ni hihi
BalasHapusTerimakasih sharing nya. Informasinya sangat membantu sekali. Pas banget dengan rencana saya (bukan rencana utama sebenernya, transit yg kelamaan lebih tepatnya, hehe) yang akan mengunjungi Hongkong 5D4N.
BalasHapusHi, mau tanya di HK stay hotelnya boleh tau dimana? Dan lokasinya apa strategis?
BalasHapusThx ya
agen togel terbesar dan terbaik indonesia klik4d yang sudah lama menemani anda bermain togel secara online, kami bandar togel dan togel online
BalasHapushttps://www.klik4d.site/jam-pengeluaran-togel-singapur-dan-hongkong/
https://www.klik4d.site/prediksi-togel-akurat-sgp-tanggal-10-agustus-2019/
https://www.klik4d.site/prediksi-togel-akurat-hk-tanggal-05-juli-2019/
Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
Nikmati permainan keluaran toto macau di dukuntoto. Raih benefit potensial menjadi member http://dukuntoto.com.
BalasHapusApakah anda menyukai permainan togel Macau ? Yuk dapatkan pengeluaran toto macau tercepat hari ini di Dukuntoto. Jagonya meramal prediksi togel online. Selain itu cobalah berkunjung ke https://aksestotomacau.com .
BalasHapus